perpisahan yang membahagiakan
Aku kehilangan satu temanku, awalnya ku kira ia hanya pergi
sebentar tapi yang terjadi di luar dugaanku, kepergiannya bukan sebentar
tapi untuk selamanya.
Syahdan seminggu lalu aku tak melihatnya, biasanya aku dan dia selalu berpapasan, kadang siang hari tapi biasanya kami berpapasan malam hari, ia yang telah mewarnai hari hariku dan juga hari teman temanku, menjadi bagian dari diri kami.
kecurigaanku bermula saat ia tak muncul belakangan ini, teman-temanku penasaran, hingga sampai akhirnya aku memantapkan untuk membeli sesuatu agar membuatnya pulang sekedar bersua dengannya, tapi sesuatu itu tak berguna sama sekali, karena ia tak jua datang.
Sampailah aku dan teman temanku pada kesimpulan kalau teman kami yang satu ini telah pergi entah kemana karena tak ada kabar darinya, bisa jadi ia telah memisahkan diri dengan kehidupan jakarta yang bising dan bikin pusing, atau bahkan ia telah meninggal dunia, jika ia benar-benar meninggal maka entah bahagia atau sengsara nasibnya kini, yang pasti aku tak tahu akan segala perkara yang gaib kecuali yang telah allah dan rasulnya gambarkan.
Sejak kemarin tercium bau busuk yang memenuhi kamar mandi rumah di mana aku dan teman temanku tinggal, bau busuk itu semakin menjadi jadi membuat kamar mandi semakin pengap, tak nyaman sama sekali, aku yakin bau busuk itu juga membawa banyak kuman penyakit, aku berusaha mencari sumbernya, aku periksa selokan tapi tak ada, kemungkinan lain bau busuk ini berasal dari atap, aku cari ke atap, dan ternyata dugaanku tidak meleset, bau busuk besarasal dari atap, aku terkejut bukan main, temanku diam tak bernyawa, ada rasa bahagia terselip di hatiku, walau aku membeli alat untuk menangkapmu sobat, tapi ternyata kau malah lebih memilih mati di sini di loteng ini" aku membatin.
Setengah badannya sudah sedikit tak utuh, ada beberapa larva yang tengah menyantap bangkai yang kini terbujur kaku di depanku, "rasa sulitku untuk naik ke loteng ini terbayarkan dengan melihat tubuhnya kaku tak bergerak" gerutuku dalam hati.
tamat sudah riwayat hidup sahabat kami ini, sahabat yang lebih sering menghianati kami dengan memakan beras kami di kala kami tidur atau mengacak acak tempat sampah kami saat kami semua di kampus. Tamat sudah kau wahai tikus nakal, ya tapi tetap kau adalah sahabat kami, kau juga yang membuat kami lebih waspada dan berhati hati dalam melakukan segala tindakan, misalkan menaruh indomie dan beras.
Selamat jalan kawan,
Apakah surga atau neraka menunggu dirimu ?.
Syahdan seminggu lalu aku tak melihatnya, biasanya aku dan dia selalu berpapasan, kadang siang hari tapi biasanya kami berpapasan malam hari, ia yang telah mewarnai hari hariku dan juga hari teman temanku, menjadi bagian dari diri kami.
kecurigaanku bermula saat ia tak muncul belakangan ini, teman-temanku penasaran, hingga sampai akhirnya aku memantapkan untuk membeli sesuatu agar membuatnya pulang sekedar bersua dengannya, tapi sesuatu itu tak berguna sama sekali, karena ia tak jua datang.
Sampailah aku dan teman temanku pada kesimpulan kalau teman kami yang satu ini telah pergi entah kemana karena tak ada kabar darinya, bisa jadi ia telah memisahkan diri dengan kehidupan jakarta yang bising dan bikin pusing, atau bahkan ia telah meninggal dunia, jika ia benar-benar meninggal maka entah bahagia atau sengsara nasibnya kini, yang pasti aku tak tahu akan segala perkara yang gaib kecuali yang telah allah dan rasulnya gambarkan.
Sejak kemarin tercium bau busuk yang memenuhi kamar mandi rumah di mana aku dan teman temanku tinggal, bau busuk itu semakin menjadi jadi membuat kamar mandi semakin pengap, tak nyaman sama sekali, aku yakin bau busuk itu juga membawa banyak kuman penyakit, aku berusaha mencari sumbernya, aku periksa selokan tapi tak ada, kemungkinan lain bau busuk ini berasal dari atap, aku cari ke atap, dan ternyata dugaanku tidak meleset, bau busuk besarasal dari atap, aku terkejut bukan main, temanku diam tak bernyawa, ada rasa bahagia terselip di hatiku, walau aku membeli alat untuk menangkapmu sobat, tapi ternyata kau malah lebih memilih mati di sini di loteng ini" aku membatin.
Setengah badannya sudah sedikit tak utuh, ada beberapa larva yang tengah menyantap bangkai yang kini terbujur kaku di depanku, "rasa sulitku untuk naik ke loteng ini terbayarkan dengan melihat tubuhnya kaku tak bergerak" gerutuku dalam hati.
tamat sudah riwayat hidup sahabat kami ini, sahabat yang lebih sering menghianati kami dengan memakan beras kami di kala kami tidur atau mengacak acak tempat sampah kami saat kami semua di kampus. Tamat sudah kau wahai tikus nakal, ya tapi tetap kau adalah sahabat kami, kau juga yang membuat kami lebih waspada dan berhati hati dalam melakukan segala tindakan, misalkan menaruh indomie dan beras.
Selamat jalan kawan,
Apakah surga atau neraka menunggu dirimu ?.
Comments
Post a Comment