Posts

Showing posts from January, 2014

Inovator DW Jerman, memang program jempolan.

Image
    Salah satu program menarik di televisi Indonesia adalah Inovator, sebuah program dari Stasiun televisi dan radio Jerman Deutsche Welle, menayangkan temuan terkini dlam bidang teknologi, kesehatan maupun seni, ini bisa mengobati kejenuhan di sela banyaknya  acara Televisi yang membosankan, bahkan punya potensi merusak, saya sendiri sangat jarang menonton Televisi, kecuali saat ada program yang menurut saya bagus dan positif seperti Inovator, isi acaranya yang keren dan positif tidak membuat saya sangat tertarik untuk melihatnya. screen shoot Inovator     Namun, Saya sendiri tak tahu pasti jadwal dan stasiun mana yang menayangkan program ini, pasalnya rekaman acara bisa saya lihat di situs resmi DW berbahasa Indonesia . dalam program ini saya terpukau dengan penemuan penemuan terbaru seperti pulpen yang bisa menggambar 3 dimensi, juga mesin print tiga dimensi yang bisa mencetak miniatur diri sendiri dalam bentuk patung, serta banyak lagi, belum lagi temuan temuan di angkasa m

Kenapa bisa malas membaca buku?

    Saat saya duduk di hadapan adik-adik saya, seringkali saya bertanya, buku apa saja yang sudah mereka baca? hanya ada satu dua orang yang menjawab, syukurlah masih ada. walau yang dibaca berupa komik atau novelet, yang penting kan baca.   Suka aneh jadinya kalau liat ibu ibu ngerumpi membanggakan anaknya sudah bisa baca walau baru lulus TK, tapi ndak pernah bangga ngomongin anaknya keranjingan membaca saat kelas 6 SD. jadi yang dibanggakan hanya hasilnya, bukan bagaimana menggunakan hasil untuk menghasilkan.   Lulus Tk tak mesti bisa baca, toh setelah lulus SD pun saya yakin tak ada anak yang buta aksara. saya meminjami buku yang sesuai dengan usia adik-adik saya, ternyata setelah membaca mereka menanyakan "kak punya buku apa lagi?", atau "kak ada judul yang lainnya ndak?".   Malas membaca buku bisa jadi karena tak ada buku menarik untuk dibaca, tak ada yang memotivasi, orang orang dewasa pun tak pernah baca buku, atau parahnya lagi... memang tak ada yang

Resiko meminjami Buku.

Image
   Saya punya buku, tak banyak, biasanya setelah dibaca ia akan hibernasi dalam rak buku dalam waktu yang tak ditentukan, sebulan, bahkan sampai ada yang bertahun belum sempat dibaca ulang, ini menyedihkan. dibeli hanya untuk dibaca sekali, hingga akhirnya saya punya inisiatif meminjami buku pada orang lain, dan yang terdekat adalah pada adik adik saya. Quantum Reading penulis : Hernowo   Saya mesti panas panasin mereka dulu, memotivasi manfaat membaca, setelah panas akhirnya sebgian kecil mereka pinjam juga hehe, walau yang dipinjamnya berupa koleksi lama saya seperti novelet goosebumps dan Komik Doraemon :). tak masalah yang penting baca :D.   Masalah yang muncul adalah buku yang dipinjam hilang dan ini sudah terjadi beberapa kali, seperti Quantum Reading Hasil tulisan Mas Hernowo. hilang, yang minjem cuma bilang "maaf ya bukunya hilang".. hehe saya cuma cengar cengir, Harga memang ndak seberapa, tapi nyari lagi buku itu susah :( . tapi tetap saja semua mesti bac

Beriklan Buku Dalam Buku

Image
Quantum Learning dengan sampul model baru    Sejak SMA dulu saya senang baca buku terbitan Kaifa dan MLC, yang umumnya mengulas "bagaimana cara". seperti Quantum Reading, Quantum Learning, Quantum Teaching, Quantum writing, juga mengikat makna, walaupun di dalam buku Quantum learning ada beberapa hal yang tak sesuai dengan kultur orang Indonesia, seperti kegiatan camp musim panas yang ada dalam buku itu tak ada dalam liburan di negara kita, Liburan Musim panas, Karena yang ada liburan bencana Banjir :(    Ada hal yang menarik dalam buku buku terbitannya, yaitu memunculkan buku dalam buku. ya, jadi ada semacam ulasan singkat tentang buku yang memiliki kaitan dengan bab yang sedang dibahas, misalnya dalam bab "Apa manfaatnya bagiku" muncul  satu halaman penuh ulasan tentang buku yang punya kaitan dengan si bab.    Ini menarik, karena setelah selesai membaca satu buku, saya bisa tahu banyak buku lainnya yang menarik untuk dibaca, belum lagi, bisa jadi rujukan

Hujan.

Hujan deras, menyisakan rinai di sudut genting satu satu ia jatuh tak kuat bergelantungan membawa berbagai cerita kembali ke dalam tanah. ke dalam sepi dahulu saat hujan masih bicara Sering ia menceracau pada Ibu kini hujan sudah bisu, di tanya pun tak bersuara

Keinginan awal penderitaan.

   Saya masih harus banyak belajar, terutama belajar menikmati apa yang telah saya miliki, saya miliki ?     Saya punya apa ? sebagai manusia saya memiliki segudang ambisi, ambisi untuk memiliki, lalu setelah memiliki? terkdang saya lupa bagaimana menikmati (mensyukuri) apa yang saya miliki, selalu saja ingin memiliki dalam artian menuntaskan ambisi untuk memiliki ini dan itu, padahal mensyukuri yang telah ada belum lagi dikatakan bisa.     Keinginan awal penderitaan.     Saat saya menginginkan sesuatu, apapun itu, saya diberi-Nya kesempatan untuk merasakan sekelumit derita sebelum memilikinya, supaya saat memiliki saya tak lupa bahwa dibutuhkan derita untuk memiliki, hingga tak lupa untuk mensyukurinya, merasa puas, merasa yang diberi-Nya adalah sepaling baik pemberian, sepaling cocok anugerah yang disematkan pada kehidupan saya.    Siapakah yang mengajarkan saya ketidak pernah-puasan ?    Saya merasa tak pernah puas. tak pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki, siapak

Kurang Membaca Buku

   Belakangan ini saya agak jarang membaca buku, buku hanya menumpuk, terlebih buku yang berkaitan dengan bidang saya. kalau boleh beralasan,  alasan yang saya punya banyak sekali. tapi sayangnya semuanya tidak diterima. alasan yang bisa di terima cuma satu : Malas.    Membaca buku biasanya sulit di awal tapi saat dimulai saya merasa sayang jika di teruskan, memulai, saya mesti mulai lagi, plus hari ini terakhir UAS, ada masa jeda liburan untuk masuk ke semester berikutnya...     Baca , saya mesti banyak baca...

Tabrak Menabrak di Jakarta, Jaga Jarak aman.

    Kemarin, saat meluncur melintasi Jalan daan mogot di perempatan cengkareng, ada angkot mengerem mendadak, mobil box yang berada di belakangnya ikut mengerem, beruntung mobil dibelakang jaga jarak aman, jadi tidak sampai menabrak si angkot. tapi,     motor di belakang mobil box tak jaga jarak aman, brak..... menabrak bumper belakang si mobil. syukur Alhamdulilah si motor tidak saya tabrak, karena saya berada di belakangnya, tapi, ...     Spakbor belakang saya ditabrak oleh motor di belakang karena ia tak jaga jarak aman, saya tak permasalahkan, karena saya sendiri sudah berkali kali menabrak motor dari belakang, dan yang ditabrak tak mempersalahkan hal itu, tapi ....     saat mengisi bensin, saya lihat tak ada plat nomor di spakbor belakang motor, :(

Makalah Tertipis

  Mungkin makalah saya jadi makalah tertipis di kelas, hanya 11 halaman :D.   Saya sendiri tidak menyangka kalau makalah yang lainnya ada yang sampai 130 halaman. saya merasa kurang maksimal dalam menulis makalah, cuma 11 lembar, tentunya selain abstrak, pendahuluan, daftar isi dan lain-lain.    Dan, waktu pertanggung jawaban dari apa yang saya tuliskan dalam makalah tiba pagi tadi, saat memasuki ruang kantor sang dosen, saya melihat makalah saya  paling  kurus di antara tumpukan, kasihan.    Beberapa pertanyaan saya jawab dengan tenang, sesaat sebelum keluar dari kantor beliau, saya katakan :   " Pak maaf kalau makalah saya tak setebal yang lainnya" lalu beliau menjawab...  " Itu ndak penting buat saya, yang penting kamu bisa ambil manfaat dari apa yang kamu tulis..."  Horeeee.... 

Merekam Realitas

Image
  Kini realitas dapat direkam dan dimunculkan kembali, salah satunya melalui   foto dan video,   saya sendiri hobi merekam realitas. Saat ada momen spesial saya menyempatkan untuk memotret, lalu menyimpannya.   Merekam realitas berarti mengabadikan sejarah, orang orang yang cenderung mengabadikan sejarah lebih menghargai kehidupan hihi. tapi, apa setiap orang mesti mengabadikan realitas melalui kamera yang dimiliki? Atau cukup sebagian orang saja?.    Saat dipertunjukan sirkus lumba lumba, setiap kali si ikan lompat, penonton sibuk memvideo, memotret, atau mungkin ada yang turut menyesal karena batre hapenya lemah, jadi tak bisa merekam sebuah momen spesial.     Saya sendiri membagi momen bagi diri saya, untuk sepenuhnya di nikmati, atau untuk direkam, lalu dinikmati hasil rekamannya. tapi menikmati realitas akan lebih indah dibanding sibuk memotret, orang yang memotret akan fokus pada kualitas foto yang ia akan ambil, bukan pada pertunjukan itu sendiri.