Keluhan Malam
Selepas Solat subuh,
Cahaya masih redup dan lampu masjid yang baru di padamkan membuat tiang-tiang masjid bagai batang-batang pohon di tengah kegelapan malam.
seorang bapak mengeluh, keluhannya tak berujung pada sebuah solusi, tapi keluhan yang menjadi sebuah masalah yang belum jua usai.
Ia mengeluh semalam matanya tak hendak terpejam barang semenitpun, sebab rambatan suara petikan gitar begitu terdengar di keheningan malam, di tambah lagi suara percakapan dan ketawa-ketiwi tak jelas, keluhannya semakin dalam, sedalam kerutan wajahnya yang kusut dan kelam, kantung matanya bergelayut hitam, padahal ia harus berangkat kerja sesegera mungkin.
Ya, Anak-anak putus sekolah itu, selalu saja berkumpul dan bercerngkrama sepanjang malam, setiap hari setiap waktu, sejak satu bulan lalu. Mereka bukan tak berbiaya untuk melanjutkan sekolah tapi mereka hanya memiliki sedikit keinginan untuk melanjutkan ke jenjang SMA, "untuk apa sekolah, hanya menghamburkan uang, toh sudah luluspun masih susah cari kerja, sekalipun dapat kerja, pekerjaannya pun bisa di lakukan oleh anak lulusan SD, dan nanti kalau ingin punya Ijazah SMA, tinggal masuk Paket C, bayar, Beres! tanpa harus susah-susah belajar dan bangun pagi-pagi berangkat ke sekolah" pikir mereka.
Mereka berkumpul tak jauh dari rumah si pengeluh, dan si pengeluh terus saja bicara padaku, aku dengan khidmat mendengarkan, tak ingin ku putus kalimat yang keluar dari bibir lemasnya, biarkan saja ia mencurahkan kegundahannya, pada angin pagi hari, pada redupnya cahaya, dan padaku yang belum mampu memberi sebuah solusi.
katanya pula, "saya sudah menyuruh mereka pergi, bahakan tawa mereka, petikan gitar yang begitu keras terdengar di malam hari, percakapan mereka melalui henpon, kata -kata kasar dan condong kotor sangat jelas memasuki telinga-telinga yang hendak istirahat, mereka sungguh mengganggu.". lanjutnya "saya sudah menyuruh mereka pergi, tapi mereka datang lagi, cara lembut dan kasarpun tetap tak membuat mereka sadar. mereka seakan tak memiliki jiwa sosial, saya berdo'a untuk kebaikan mereka, agar mereka berubah pada waktunya."
Cahaya masih redup dan lampu masjid yang baru di padamkan membuat tiang-tiang masjid bagai batang-batang pohon di tengah kegelapan malam.
seorang bapak mengeluh, keluhannya tak berujung pada sebuah solusi, tapi keluhan yang menjadi sebuah masalah yang belum jua usai.
Ia mengeluh semalam matanya tak hendak terpejam barang semenitpun, sebab rambatan suara petikan gitar begitu terdengar di keheningan malam, di tambah lagi suara percakapan dan ketawa-ketiwi tak jelas, keluhannya semakin dalam, sedalam kerutan wajahnya yang kusut dan kelam, kantung matanya bergelayut hitam, padahal ia harus berangkat kerja sesegera mungkin.
Ya, Anak-anak putus sekolah itu, selalu saja berkumpul dan bercerngkrama sepanjang malam, setiap hari setiap waktu, sejak satu bulan lalu. Mereka bukan tak berbiaya untuk melanjutkan sekolah tapi mereka hanya memiliki sedikit keinginan untuk melanjutkan ke jenjang SMA, "untuk apa sekolah, hanya menghamburkan uang, toh sudah luluspun masih susah cari kerja, sekalipun dapat kerja, pekerjaannya pun bisa di lakukan oleh anak lulusan SD, dan nanti kalau ingin punya Ijazah SMA, tinggal masuk Paket C, bayar, Beres! tanpa harus susah-susah belajar dan bangun pagi-pagi berangkat ke sekolah" pikir mereka.
Mereka berkumpul tak jauh dari rumah si pengeluh, dan si pengeluh terus saja bicara padaku, aku dengan khidmat mendengarkan, tak ingin ku putus kalimat yang keluar dari bibir lemasnya, biarkan saja ia mencurahkan kegundahannya, pada angin pagi hari, pada redupnya cahaya, dan padaku yang belum mampu memberi sebuah solusi.
katanya pula, "saya sudah menyuruh mereka pergi, bahakan tawa mereka, petikan gitar yang begitu keras terdengar di malam hari, percakapan mereka melalui henpon, kata -kata kasar dan condong kotor sangat jelas memasuki telinga-telinga yang hendak istirahat, mereka sungguh mengganggu.". lanjutnya "saya sudah menyuruh mereka pergi, tapi mereka datang lagi, cara lembut dan kasarpun tetap tak membuat mereka sadar. mereka seakan tak memiliki jiwa sosial, saya berdo'a untuk kebaikan mereka, agar mereka berubah pada waktunya."
Comments
Post a Comment