Terima Kasih Modem
Dahulu, ku mesti berjalan menyusuri rerumputan dengan tanah becek
hanya untuk bisa naik angkutan kota.
Aku risih saat seorang anak muntah dalam angkot.
karena membuat ingatanku kembali pada masa lalu
aku sendiri mabuk dan muntah walau sekedar ke pasar
Keringat mulai merembas dalam kausku saat nyatanya macet.
Angkot-angkot tak kenal rambu.bebas berhenti
Saat sampai di tempat yang kutuju,
Ah, ternyata penuh, penuh oleh mahasiswa IPB
Pindah ke warnet lainnya, sama saja.
Hah, ada satu yang kosong,
waktu itu belum ada billing
aku menuliskan namaku dan jam saatku mulai
Aku mulai masuk ke blogger
Aku mendaftar
Aku mulai menulis, haha,
Sampai saat ini aku masih menertawai semua tulisanku
Aku tak mampu mengkritik, karena mendapat kritikanpun tak pantas
Terlebih pujian, jauuuuhhhh, bagai jarak antara langit dan sumur
waktu berubah, hidup memang bagai roda pedati
terus berputar
terus berubah
Modem,
terima kasih,
kau membantuku selalu terhubung
kau membuat segalanya hemat
waktuku hemat uangku hemat,
terima kasih modem.
hanya untuk bisa naik angkutan kota.
Aku risih saat seorang anak muntah dalam angkot.
karena membuat ingatanku kembali pada masa lalu
aku sendiri mabuk dan muntah walau sekedar ke pasar
Keringat mulai merembas dalam kausku saat nyatanya macet.
Angkot-angkot tak kenal rambu.bebas berhenti
Saat sampai di tempat yang kutuju,
Ah, ternyata penuh, penuh oleh mahasiswa IPB
Pindah ke warnet lainnya, sama saja.
Hah, ada satu yang kosong,
waktu itu belum ada billing
aku menuliskan namaku dan jam saatku mulai
Aku mulai masuk ke blogger
Aku mendaftar
Aku mulai menulis, haha,
Sampai saat ini aku masih menertawai semua tulisanku
Aku tak mampu mengkritik, karena mendapat kritikanpun tak pantas
Terlebih pujian, jauuuuhhhh, bagai jarak antara langit dan sumur
waktu berubah, hidup memang bagai roda pedati
terus berputar
terus berubah
Modem,
terima kasih,
kau membantuku selalu terhubung
kau membuat segalanya hemat
waktuku hemat uangku hemat,
terima kasih modem.
Comments
Post a Comment