Facebook mencuri waktuku
saya berkenalan dengan jejaring status sosial ini kira-kira pada awal
2010-an, waktu itu saya belum banyak mengerti menggunakannya, setelah
tahu, lebih banyak waktu luang yang saya habiskan untuk sekedar berbalas
komentar atau menunggu status dikomentari.
Tak terasa ternyata semakin hari semakin lama saya menatap layar komputer dan mengklik sana sini untuk melihat status terbaru, mengomentarinya, atau bahkan sekedar menunggu teman mengomentari status saya, jika dalam satu jam saya membuka handphone selama 10 atau 5 menit untuk menggunakan facebook, itu adalah sebuah pemborosan waktu, karena di waktu tersebut saya bisa melakukan hal hal lain yang lebih bermanfaat, saya baru kembali teringat bahwa modal utama manusia di dunia adalah waktu, jika harta saya hilang saat ini, maka esok saya bisa mencarinya lebih banyak, namun jika waktu saya hilang maka selamanya waktu itu tak akan bisa kembali.
Karena itulah saya menjadikan blog sebagai eskapisme, sebagai pelarian saya untuk dapat melakukan hal yang mudah mudahan lebih bermanfaat, di sini saya banyak mendapat masukan dari berbagai macam artikel melalui tulisan teman-teman di blog lainnya, di Blog saya tertantang untuk dapat dan mau menulis walaupun masih seadanya, saya merasa di Blog saya mulai menghargai modal utama hidup saya, saya rubah kebiasaan menulis status di facebook yang ringan ringan dan tak jelas bahkan sepele, menjadi sebuah tuisan yang panjang dan bertele-tele seperi tulisan saya ini. :)
Saya bukan berarti tidak setuju dengan facebook, tapi saya ingin kita semua lebih bijak padanya, tak memaksa diri kita untuk terus-terusan berkecimpung pada hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting, seperti menelusuri pribadi orang lain, melihat foto sana sini, berbalas komentar sampai panjang tapi tak jelas tujuannya. walau begitu facebook tetap netral, ia adalah sebuah media jejaring sosial, kitalah yang membentuknya menjadi baik, buruk atau lainnya, karena tak sedikit orang yang berjualan melalui facebook dan mendapat keuntungan termasuk saya, atau berdiskusi di sana, serta yang terpenting adalah bagaimana saya mampu mengatur waktu untuk tidak selalu membuka, membaca, dan mengomentari hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting bagi saya.
Tak terasa ternyata semakin hari semakin lama saya menatap layar komputer dan mengklik sana sini untuk melihat status terbaru, mengomentarinya, atau bahkan sekedar menunggu teman mengomentari status saya, jika dalam satu jam saya membuka handphone selama 10 atau 5 menit untuk menggunakan facebook, itu adalah sebuah pemborosan waktu, karena di waktu tersebut saya bisa melakukan hal hal lain yang lebih bermanfaat, saya baru kembali teringat bahwa modal utama manusia di dunia adalah waktu, jika harta saya hilang saat ini, maka esok saya bisa mencarinya lebih banyak, namun jika waktu saya hilang maka selamanya waktu itu tak akan bisa kembali.
Karena itulah saya menjadikan blog sebagai eskapisme, sebagai pelarian saya untuk dapat melakukan hal yang mudah mudahan lebih bermanfaat, di sini saya banyak mendapat masukan dari berbagai macam artikel melalui tulisan teman-teman di blog lainnya, di Blog saya tertantang untuk dapat dan mau menulis walaupun masih seadanya, saya merasa di Blog saya mulai menghargai modal utama hidup saya, saya rubah kebiasaan menulis status di facebook yang ringan ringan dan tak jelas bahkan sepele, menjadi sebuah tuisan yang panjang dan bertele-tele seperi tulisan saya ini. :)
Saya bukan berarti tidak setuju dengan facebook, tapi saya ingin kita semua lebih bijak padanya, tak memaksa diri kita untuk terus-terusan berkecimpung pada hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting, seperti menelusuri pribadi orang lain, melihat foto sana sini, berbalas komentar sampai panjang tapi tak jelas tujuannya. walau begitu facebook tetap netral, ia adalah sebuah media jejaring sosial, kitalah yang membentuknya menjadi baik, buruk atau lainnya, karena tak sedikit orang yang berjualan melalui facebook dan mendapat keuntungan termasuk saya, atau berdiskusi di sana, serta yang terpenting adalah bagaimana saya mampu mengatur waktu untuk tidak selalu membuka, membaca, dan mengomentari hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting bagi saya.
Comments
Post a Comment