Bisbul buah yang makin langka.
Bisbul, awalnya saya tak kenal dengan buah yang satu ini, pertama kali berkenalan dengan buah ini yaitu saat silaturahmi ke rumah kerabat yang juga seorang peneliti di puspitek, saya disuguhi buah berkulit merah seperti beludru, saat di iris menjadi dua bagian, tersebar aromanya yang wangi, daging buahnya lembut dan manis. Penasaran dengan Bisbul, saya cari tambahan informasi di internet mengenai buah yang tekstur daging buahnya lembut seperti mentega, ini dia : Buah Bisbul mengandung banyak manfaat antara lain meningkatkan daya tahan tubuh karena dalam setiap 100
gram buah bisbul mengandung 2,8 gram protein, 0,2 gram lemak, 11,8 gram
karbohidrat, 1,8 gram serat, 46 mg kalsium, 18 mg fosfor, 0,6 mg zat besi,
vitamin A, vitamin C, tiamin, roblavin, dan energi (sumber).
Ada yang berbeda dengan buah Bisbul yang saya lihat di internet, buah bisbul yang saya makan tak berbiji, hanya kulit dan daging buah, rasanya manis tak ada sepatnya sama sekali, saat saya lihat pohonnya di samping rumah, ternyata buahnya bergerombol, bisa sampai sepuluh dalam satu gembol, padahal normalnya buah ini paling banyak bergerombol 3 atau 4 buah saja. setelah tanya-tanya, ternyata pohon Bisbul yang ada di samping rumah kerabat saya merupakan pohon hasil uji lab yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi sedikit pun gizi yang terkandung dalam buahnya.
Tumbuhan dengan nama latin Diospyros blancoi A. DC ini cocok di berbagai macam daratan, dari Jakarta hingga puncak di Bogor udaranya cocok untuk menumbuhkan Bisbul hingga berbuah, tapi tetap saja buah ini langka di tengah ibu kota atau bahkan di kota-kota lainnya, padahal sejatinya kalau dilempar ke pasaran dan pasar merespon baik, kemungkinan besar perkebunan Bisbul akan terbuka, karena umumnya yang membuat pohon Bisbul langka karena hanya di miliki orang perorang atau lembaga penelitian seperti IPB, buah yang kaya vitamin ini bisa disejajarkan dengan Apel di rak-rak pedagang buah karena warnanya yang merah menawan, rasa dan kulitnya yang seperti beludru dengan rambut kecil-kecil dan tipis menjadi ciri khas yang membuat buah ini tak mudah terlupakan, walaupun rambut tipis yang ada di permukaan kulit buah ini agak gatal, tapi tak menjadi halangan untuk go pasar, karena gatalnya pun hanya sedikit terasa.
Kalau Pir saja yang bermacam-macam bisa masuk display toko swalayan besar, rasanya Bisbul juga mampu bersaing dengan rasa dan permukaan kulitnya yang merah bagai karpet merah kepresidenan.
Comments
Post a Comment