Buku serius siapa takut ?
Apa selamanya kita terus-terusan baca novel ? |
Menulis serius tak lepas dari berjibaku dengan buku serius, membaca memang mengasyikkan, terlebih cerita fiksi, tapi beda halnya jika buku itu nonfiksi, seperti buku-buku ilmiah, lebih berat dan butuh mikir, ada taste tersendiri saat menghadapi buku yang bikin kening berkerut ini, garuk garuk tak faham, bahkan sampai baca berulang, paling tak nyamannya kalau banyak bermunculan kata-kata dari planet asing dalam buku tersebut, gak seperti saat menghadapi novel, sambil sms-an pun tak masalah, tapi menghadapi buku-buku serius, ya butuh serius. suasana yang nyaman serta kesiapan pikiran menerima pelajaran dari sebuah buku.
Pantesan nggak aneh, buku novel lebih laku ketimbang buku serius, walaupun di dalam novel banyak juga ilmu yang di dapat, tapi dari buku-buku serius yang alurnya lurus-lurus aja, sebuh ilmu dikupas melalui jalannya sendiri, dengan membaca buku-buku serius kita akan lebih menghargai pemikiran seseorang, hasil riset mereka, bahkan kita bisa menghargai diri kita sendiri, yang berupaya menjaring ilmu dari orang lain, terbebas dari kaitan tempat dan waktu dengan si penulis.
So, Serius, siapa takut ?
Comments
Post a Comment