Dahlan Iskan, Berbeda maka dikenal.

Bentang Pustaka cet ke 3 Des 2011
Editor : Ishadi S.K.
xviii + 206; 13 x 20,5 cm
Berbedalah maka kau akan dikenal,

Rasanya adagium tersebut searah dengan sosok yang kini sangat begitu kita kenal : Dahlan Iskan

Seorang lulusan pesantren Sabilil Muttaqien menjadi wartawan pertama yang diangkat sebagai Direktur Utama BUMN oleh Presiden, selain itu beliau juga orang yang mempu memecahkan masalah PLN yang telah ada selama 65 tahun dengan program 1 Juta sambungan dalam 1 Hari, seorang yang menggagas Listrik Prabayar, sebagai pembawa konsep pengalihan pemakaian BBM ke gas, yang berarti efisiensi penghasilan Negara.

Dahlan Iskan patut dikenal kerena beliau berbeda, dalam keputusannya, dalam tingkahnya sebagai pemimpin, beliau adalah satu-satunya orang yang tak mengambil gajinya saat menjabat Dirut PLN, entah uangnya sudah banyak atau apa yang pasti beliau mencontohkan pada pemimpin lainnya sebuah bentuk kesederhanaan dengan naik kereta setelah menjabat menjabat menteri BUMN, sekali lagi Dahlan Iskan itu Beda.

Sosok seperti inilah yang patut diteladani saat Negeri ini dilanda SMS  susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah. sosok inspiratif akan mudah terlupakan begitu saja, kisahnya terhimpit oleh berita-berita yang selalu muncul menceritakan kesulitan dan kususahan Bangsa hingga akhirnya hilang menguap.
Karenanya Ishadi S.K komisaris Trans TV dan Trans7 mengumpulkan pandangan 21 orang dari berbagai kalangan ke dalam satu buku yang ia beri judul :
                               
INDONESIA 
Habis Gelap Terbitlah Terang ; Kisah Inspiratif Dahlan Iskan, Gaya wartawan Mengelola Kelistrikan

Seorang pengusaha muda Sandiaga Uno juga turut menyumbang pengalamannya yang sempat mengenal sosok Dahlan yang datang dari keluarga petani di Magetan. dan masih ada sederet Pakar di berbagai bidang seperti Effendi Gazali, Trim Mumpuni dan Jakob Oetama yang memberi pengantar pada buku dengan tebal 206 halaman ini.

Buku ini disusun tanpa sepengetahuan Dahlan Iskan, dicetak dan akhirnya tersebar membawa gagasan tentang dirinya yang dibilang nyeleneh oleh Jakob Oetama, nyeleneh karena keputusan-keputusan yang fenomenal, nyeleneh karena seperti yang dikatakan tak pernah mengambil gajinya sebagai Dirut PLN,
pada akhirnya buku ini selaras dengan ruh indonesia yang memerlukan sosok penyegar yang telah membuktikan kenyataan dalam kepiawan memimpin, so mengutip kata-kata Sandiaga Uno "Dahlan Iskan, Sosok yang transformatif.

so, Berbeda maka kau akan dikenal, bisa jadi sebuah ungkapan yang nanti tertuju pada kita setelah rampung membaca buku ini. :)

Comments

  1. Mungkin tidak sekedar asal beda ya.. tetapi tehnik pemecahan masalah yang thinking outside the box-lah yang membuatnya berbeda

    ReplyDelete
  2. ya betul, ditambah pengambilan keputusan dan kecerdasan komunikasi beliau yang tak sejalan dengan pemimpin sebelumnya.

    ReplyDelete
  3. Yang jelas, sebagai orang yang selama puluhan berhadapan dengan birokrasi, tentunya Dahlan Iskan faham betul, bagaimana susahnya mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan birokrasi. Sehingga ketika dirinya diangkat sebagai Dirut PLN, dia pun berusaha memberantas hambatan-hambatan birokrasi yang ada di PLN. Demikian juga ketika diangkat sebagai Menteri BUMN sekarang ini, dia pun berusaha menghilangkan birokrasi-birokrasi yang menghambat kerja-kerja demi kemajuan BUMN. Seperti ketika dirinya menyatakan, untuk mengangkat Direksi BUMN, tidak perlu rapat pemegang saham. Ya, karena Menteri BUMN satu-satunya pemegang saham pemerintah mewakili Menteri Keuangan, wajar saja dia menyatakan begitu. Tetapi, akhirnya pernyataannya jadi polemik. DPR langsung menyatakan menolak, karena hal itu melanggar UU BUMN. Kayak gitu anggota DPR kita yang tidak faham undang-undang....

    ReplyDelete
    Replies
    1. habisnya legislatif cuma menang gara gara pamor kali ya om, artis juga ikut ikutan.. hehe oknum siih

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman Membuat Cincau Hijau Sendiri :)

Pengalaman membuat SIM di Polres Tangerang

Toko buku bekas di pinggir terminal Blok M