Asyiknya Nyasar Di Jakarta
Jakarta, surganya buat orang yang hobi nyasar.
Tadi jalan macan tutul, saya motor-motor masuk gang samping jalan berbondong-bondong, ah ikutan ah, nanti juga tembus lagi di jalan utama pikir saya, kan lumayan dari pada bengong nungguin mobil di depan yang tak juga merangkak maju, mending belok kiri masuk gang ikut mereka.
Setelah beberapa menit melewati gang-gang sempit beralas conblock bersama motor lainnya, sampailah saya di jalan aspal yang lumayan besar, lah di mana ini?, saya sama sekali tak mengenali jalan ini, sedangkan motor-motor lain dengan pede-nya berbelok ke arah kanan dan kiri, saya sendiri mesti ke mana?, ke sebelah kanan ada macet, sebelah kiri tak tahu ke mana, tak ada papan petunjuk arah jalan. ah tak masalah, toh jalan-jalan di Jakarta semuanya bertemu di satu jalur utama, dan saya kenal jalur utama jalan di Jakarta, ucap saya dalam hati, dan motor pun terus melaju ke arah kiri menghindari kemacetan untuk yang kedua kalinya.
Ini jalanan panjang banget sih, serasa jalan tak berujung, sedari tadi sudah lumayan jauh, tapi tak juga saya menjumpai jalur utama. tak banyak ditemukan petunjuk jalan di jalan alternatif seperti ini, saya terpaksa ambil kiri, sesekali ambil kanan mengikuti naluri pada arah barat dan timur, karena tujuan saya adalah barat, maka saya selalu mengikuti matahari yang hendak terbenam. saya memaksakan diri untuk tidak lantas bertanya arah jalan, saya ingin menikmati jalan-jalan yang baru kali ini saya lewati, walau nyatanya tak juga bertemu jalur utama.
Setelah berputar-putar menikmati jalanan, saya kembali ke tempat semula, haduuuh, gimana ini, kok balik lagi sih, saya lanjutkan perjalanan, setelah keliling sana sini, saya melihat papan petunjuk jalan berwarna hijau di sebelah kiri jalan, hah? semakin menjauh dari tujuan awal, ternyata saya malah mengikuti arah timur, hmmm... magrib sebentar lagi, rumah masih jauh.
Saya balik haluan, kembali menyusuri jalan yang telah saya susuri, hanya saja kali ini menentang arah. Alhamdulilah setelah berkutat dengan naluri, saya kembali menemukan jalan utama, hanya saja perjalan yang akan saya lebih jauh dari mestinya.
Hikmah nya dari nyasar kali in, Kok hikmah sih? emang ada hikmahnya?
udah, ada adain aja, hehe :
1. Bensin sekarat
2. Orang lain buka puasa, saya masih di jalanan berkutat memikirkan arah mana yang mesti ditempuh
3. Bagaimanapun keadaan kita, sesulit apapun pasti ada jalan keluar.
hikmah lainnya banyak banget, yang pasti Nyasar di Jakarta itu asyik
tetap semangat :)
sumber gambar : harianjogja.com |
Tadi jalan macan tutul, saya motor-motor masuk gang samping jalan berbondong-bondong, ah ikutan ah, nanti juga tembus lagi di jalan utama pikir saya, kan lumayan dari pada bengong nungguin mobil di depan yang tak juga merangkak maju, mending belok kiri masuk gang ikut mereka.
Setelah beberapa menit melewati gang-gang sempit beralas conblock bersama motor lainnya, sampailah saya di jalan aspal yang lumayan besar, lah di mana ini?, saya sama sekali tak mengenali jalan ini, sedangkan motor-motor lain dengan pede-nya berbelok ke arah kanan dan kiri, saya sendiri mesti ke mana?, ke sebelah kanan ada macet, sebelah kiri tak tahu ke mana, tak ada papan petunjuk arah jalan. ah tak masalah, toh jalan-jalan di Jakarta semuanya bertemu di satu jalur utama, dan saya kenal jalur utama jalan di Jakarta, ucap saya dalam hati, dan motor pun terus melaju ke arah kiri menghindari kemacetan untuk yang kedua kalinya.
Ini jalanan panjang banget sih, serasa jalan tak berujung, sedari tadi sudah lumayan jauh, tapi tak juga saya menjumpai jalur utama. tak banyak ditemukan petunjuk jalan di jalan alternatif seperti ini, saya terpaksa ambil kiri, sesekali ambil kanan mengikuti naluri pada arah barat dan timur, karena tujuan saya adalah barat, maka saya selalu mengikuti matahari yang hendak terbenam. saya memaksakan diri untuk tidak lantas bertanya arah jalan, saya ingin menikmati jalan-jalan yang baru kali ini saya lewati, walau nyatanya tak juga bertemu jalur utama.
Setelah berputar-putar menikmati jalanan, saya kembali ke tempat semula, haduuuh, gimana ini, kok balik lagi sih, saya lanjutkan perjalanan, setelah keliling sana sini, saya melihat papan petunjuk jalan berwarna hijau di sebelah kiri jalan, hah? semakin menjauh dari tujuan awal, ternyata saya malah mengikuti arah timur, hmmm... magrib sebentar lagi, rumah masih jauh.
Saya balik haluan, kembali menyusuri jalan yang telah saya susuri, hanya saja kali ini menentang arah. Alhamdulilah setelah berkutat dengan naluri, saya kembali menemukan jalan utama, hanya saja perjalan yang akan saya lebih jauh dari mestinya.
Hikmah nya dari nyasar kali in, Kok hikmah sih? emang ada hikmahnya?
udah, ada adain aja, hehe :
1. Bensin sekarat
2. Orang lain buka puasa, saya masih di jalanan berkutat memikirkan arah mana yang mesti ditempuh
3. Bagaimanapun keadaan kita, sesulit apapun pasti ada jalan keluar.
hikmah lainnya banyak banget, yang pasti Nyasar di Jakarta itu asyik
tetap semangat :)
Comments
Post a Comment