Saat Tamu Undangan Berupa Sebuah Amplop
Bulan Haji memang selain menjadi musim haji juga menjadi musim nikah, musim kawin, dan ujung-ujungnya musim kondangan, amplop laku, Janur kelapa laku, pokoknya serba laku, tapi ada satu yang belum laku hehe, saya sendiri :)
Mungkin saya terhitung sudah agak dewasa umurnya, tak tahu dengan pikirannya, jadi beberapa waktu belakangan ini suka ada saja undangan pernikahan mampir ke rumah, biasanya si Bapak yang dapat undangan tapi kali ini undangannya buat saya :). tak cuma satu tapi ada beberapa, dalam undangan sih tak tertulis mesti apa yang mesti dibawa saat datang ke acara pesta, di undangan hanya ada waktu dan tempatnya saja. amplop gak masuk kategori wajib bawa. hihihi, makanya banyak yang salah kaprah, kondangan sih nitip. wong yang diundang itu orangnya bukan amplopnya. kalau tulisan di kartu undangannya :
Kepada Yth..
Sdr. Amlop beserta isinya
Di t e m p a t
Nah, jika seperti itu tulisannya maka yang diundang amplopnya, kita bisa saja nitip amplop karena lagi gak mood kondangan gara-gara gak ada temen atau sebab halangan lainnya.
Tujuan awal seseorang datang karena si empu pesta ingin berbagi kebahagiaan dengan yang diundang, kan si empu pesta sedang bahagia. jadi amplop bukan jadi perkara. tapi setiap orang boleh berpendapat. pesta bisa saja menjadi sebuah dagangan, ada modal ada untung :), atau pas-pasan. atau bahkan rugi. tapi kalau pesta untuk pesta itu sendiri ya tak mesti ada kata untung, pas-pasan, atau rugi. karena pesta adalah pesta. pesta ya butuh biaya bukan mengharapkan biaya.
Pada akhirnya tetap saja si Amplop mesti datang, datang tak diundang, pergi di antar oleh yang diundang, pulang ditinggal pada yang mengundang, sebuah misteri :).
Biar perkara di kepala ini lurus, saya mesti bijak pada pendapat jalangkung amplop, walaupun ampop tak diundang, alangkah baiknya kalau kita membantu seorang sahabat yang akan mengarungi bahtera rumah tangga dengan kemampuan ala kadarnya, bisa dengan membuatnya bahagia karena kedatangan kita saat ia pesta, atau juga dengan menambahkan sebuah hadiah, dan bukankah hadiah terbaik untuk orang lain adalah sesuatu yang kita senangi, hehe karena semua orang suka Uang, Akhirnya uang menjadi hadiah... damai :)
Mungkin saya terhitung sudah agak dewasa umurnya, tak tahu dengan pikirannya, jadi beberapa waktu belakangan ini suka ada saja undangan pernikahan mampir ke rumah, biasanya si Bapak yang dapat undangan tapi kali ini undangannya buat saya :). tak cuma satu tapi ada beberapa, dalam undangan sih tak tertulis mesti apa yang mesti dibawa saat datang ke acara pesta, di undangan hanya ada waktu dan tempatnya saja. amplop gak masuk kategori wajib bawa. hihihi, makanya banyak yang salah kaprah, kondangan sih nitip. wong yang diundang itu orangnya bukan amplopnya. kalau tulisan di kartu undangannya :
Kepada Yth..
Sdr. Amlop beserta isinya
Di t e m p a t
Nah, jika seperti itu tulisannya maka yang diundang amplopnya, kita bisa saja nitip amplop karena lagi gak mood kondangan gara-gara gak ada temen atau sebab halangan lainnya.
Tujuan awal seseorang datang karena si empu pesta ingin berbagi kebahagiaan dengan yang diundang, kan si empu pesta sedang bahagia. jadi amplop bukan jadi perkara. tapi setiap orang boleh berpendapat. pesta bisa saja menjadi sebuah dagangan, ada modal ada untung :), atau pas-pasan. atau bahkan rugi. tapi kalau pesta untuk pesta itu sendiri ya tak mesti ada kata untung, pas-pasan, atau rugi. karena pesta adalah pesta. pesta ya butuh biaya bukan mengharapkan biaya.
Pada akhirnya tetap saja si Amplop mesti datang, datang tak diundang, pergi di antar oleh yang diundang, pulang ditinggal pada yang mengundang, sebuah misteri :).
Biar perkara di kepala ini lurus, saya mesti bijak pada pendapat jalangkung amplop, walaupun ampop tak diundang, alangkah baiknya kalau kita membantu seorang sahabat yang akan mengarungi bahtera rumah tangga dengan kemampuan ala kadarnya, bisa dengan membuatnya bahagia karena kedatangan kita saat ia pesta, atau juga dengan menambahkan sebuah hadiah, dan bukankah hadiah terbaik untuk orang lain adalah sesuatu yang kita senangi, hehe karena semua orang suka Uang, Akhirnya uang menjadi hadiah... damai :)
hehhe ..
ReplyDeletebetul betul betul ..
setuju :D
sip sip sip :)
Deletesaya juga setuju deh....hiihihi
ReplyDeletesama sama deh om taufiq hihihi :D
Delete