Sedikit Sedikit HAM
Pagi kemarin saat buka situs tempo.co, saya tertawa geli saat membaca sebuah berita tentang himbauan (tepatnya larangan) pada warga muslim Depok untuk tidak mbuntuti perayaan Valentine, larangan ini dikeluarkan oleh MUI kota Depok dan wali kota Depok Abdul Shomad.
Yang membuat saya geli adalah tanggapan Devie Rachmawati selaku pengamat budaya dari UI, Ia mengatakan bahwa MUI Depok dan Walikotanya sudah melanggar HAM (Hak Asasi Manusia), "Kontroversi ini banyak digunakan kelompok tertentu untuk melanggar HAM. Saya tekankan tidak ada hubungannya dengan agama atau kelompok tertentu" katanya.
Kalau dikit-dikit HAM jadi pistol untuk membenarkan alasan, kemana peran serta Agama?. Malah Devie Rachmawati yang mungkin melanggar HAM karena menganggap fatwa lembaga Agama seperti MUI sebagai pelanggaran HAM, nah fatwa juga kan perlu dilindungi oleh HAM, karena sejatinya hak asasi tak pernah bertentangan dengan agama.
Contoh ringan dalam agama dan hukum moral seseorang dilarang bersuami/beristri sesama jenis, lantas ada yang bilang pelarangan itu melanggar HAM, lama-lama orang mabuk juga dibiarkan, wong hak asasi dia mau mabuk atau tidak, lah lah kok jadi gini?
Yang jadi acuan hidup HAM atau Agama ya?
Pikir saya setiap yang ada dalam Islam itu tidak bertentangan dengan HAM, kadang aktifis HAM menyikapinya saja terlalu frontal, terburu-buru melontarkan pendapat pada media. Nggak mau kenduri dulu sama orang-orang yang mereka anggap langgar HAM. Terlebih MUI.
Memang HAM itu penting, tapi Agama mestinya yang mengatur HAM bukan HAM yang mengatur Agama.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Yang membuat saya geli adalah tanggapan Devie Rachmawati selaku pengamat budaya dari UI, Ia mengatakan bahwa MUI Depok dan Walikotanya sudah melanggar HAM (Hak Asasi Manusia), "Kontroversi ini banyak digunakan kelompok tertentu untuk melanggar HAM. Saya tekankan tidak ada hubungannya dengan agama atau kelompok tertentu" katanya.
Kalau dikit-dikit HAM jadi pistol untuk membenarkan alasan, kemana peran serta Agama?. Malah Devie Rachmawati yang mungkin melanggar HAM karena menganggap fatwa lembaga Agama seperti MUI sebagai pelanggaran HAM, nah fatwa juga kan perlu dilindungi oleh HAM, karena sejatinya hak asasi tak pernah bertentangan dengan agama.
Contoh ringan dalam agama dan hukum moral seseorang dilarang bersuami/beristri sesama jenis, lantas ada yang bilang pelarangan itu melanggar HAM, lama-lama orang mabuk juga dibiarkan, wong hak asasi dia mau mabuk atau tidak, lah lah kok jadi gini?
Yang jadi acuan hidup HAM atau Agama ya?
Pikir saya setiap yang ada dalam Islam itu tidak bertentangan dengan HAM, kadang aktifis HAM menyikapinya saja terlalu frontal, terburu-buru melontarkan pendapat pada media. Nggak mau kenduri dulu sama orang-orang yang mereka anggap langgar HAM. Terlebih MUI.
Memang HAM itu penting, tapi Agama mestinya yang mengatur HAM bukan HAM yang mengatur Agama.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Kalau semuanya dianggap melanggar HAM, sebaiknya dibikin Undang Undang HAM, biar ada kepastian secara hukum positif. Dari pada debat kusir, gak jelas dasar yang jadi rujukannya, mendingan diatur dalam UU saja. Dalam kaitan valentine day, itu memang budaya Barat atau Kristen. Dalam Islam jelas, hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya, haram hingga sampai berkasih sayang ala Barat yang freesex. Apa bedanya dengan binatang, kalau sudah demikian. Islam ingin mendudukkan manusia itu pada tempatnya yang terhormat, agar tidak seprrti binatang, yang bisa berhubungan sex dengan siapa saja, termasuk dengan induknya. Larangan MUI dan Walokota Depok itu, bertujuan untuk membatasi jangan sampai kebablasan seperti budaya Barat. Ini harus diikuti oleh semua umat Islam, kalau bukan Islam ya silakan saja.....
ReplyDeleteYa... Stuju "kalau bukan Islam ya silakan saja...."
ReplyDeleteiya tuh, yang katanya orang pinter kok malah keblinger kata orang jawa. Pinternya buat minterin orang. Bagusnya tu ya, buat bikin orang tambah pinter gitu loh..
ReplyDelete