memanusiakan manusia
Hp dalam saku bergetar, ada panggilan masuk... saat dilihat, ooh dari anu..
"halo?"
" asalamualaikum..." suara perempuan menyapa di ujung sana.
"wa alaikum salam, " jawab saya
"raa, bisa bantuin cari anak yatim di daerah kamu ya, kalau ada kamu kumpulin lalu hubungi aku, ada santunan . . ." katanya terburu-buru
tut tut tut teleponnya putus, iiihhhhh..
Dasar manusia!, selalu saja terburu-buru..
Anak yatim? dikumpulkan di2 sebuah tempat, bisa majelis, pesantren, atau bahkan di kelurahan, atau juga di rumah orang kaya, setelah itu mereka maju satu satu untuk menerima amplop berisi uang. ada yang salah? sepintas tidak, toh mereka disantuni, mengamalkan ajaran baginda untuk sayang pada anak yatim, juga berbagi rezeki dengan mereka. juga supaya masyarakat melihat dan ikut-ikutan beramal (supaya dilihat juga ? ). ya semua itu baik.
Solusinya?. sebuah sistem distribusi yang baik dan amanah.
Jika si empu uang mampu beramal pada banyak orang, ia juga akan mampu beramal dengan sistem yang lebih baik, lebih manusia. bisa dengan mengumpulkan beberapa orang yang ia percaya dan bertugas menyampaikan pemberian pada orang yang berhak, langsung ke rumahnya, kalau bisa tetangganya si penerima tak boleh tahu. dan akan lebih baik lagi, jika si pengamal sendiri yang datang ke rumah-rumah orang yang berhak menerima santunan.
Comments
Post a Comment