Menjaga Alasan Baik

   9 bulan lalu

   File berformat .pdf menumpuk dalam komputer. jadi kalau ingin baca mesti duduk manis di depan komputer. sayangnya hp saya tak mendukung format .pdf, kalau saja punya hp yang dukung format pdf, baca buku bisa lebih mudah.

   Sekarang

   Hp saya dipenuhi file berformat .pdf, juga .epub, tapi baca buku di layar kecil membuat mata cepat lelah, belum lagi paparan sinar dari layar hape.. hehe, alasan. sepertinya baca buku lebih cocok di ebook reader dengan layar E ink yang sudah dimodifikasi ramah mata.

   Kadang kita berkeinginan memiliki sesuatu, lalu menyebutkan pada diri sendiri sederet alasan pendukung agar bisa memiliki, seperti saya yang lakukan "jika saya sudah punya hp yang mendukung format .pdf saya akan lebih banyak membaca, tapi sayangya kita sering lupa pada alasan awal kita memiliki sesuatu.

   Ada seorang ibu yang berasalan pada dirinya sendiri untuk membeli blender, ia yakin setelah punya blender, ia akan lebih rajin buat jus buah untuk keluarga, tapi sayangnya keinginan itu pudar setelah ia memiliki blender. akan ada alasan lain yang muncul, waktu tak sempat, harga buah mahal. dan sebagainya.

    Apa manusia cenderung menyepelekan sesuatu yang ia sudah miliki?, padahal dulu bisa jadi susah payah supaya punya. atau sebetulnya lupa pada alasan awal untuk apa ia memiliki sesuatu...

    Jika dalam skala pribadi dampaknya tidak terlalu signifikan, tapi jika skalanya diperluas menjadi sebuah keluarga, RT, bahkan sampai tingkat Kota. sebagai contoh saya sering melihat spanduk di jalan-jalan yang memampang foto calon wali kota, mereka beralasan baik (punya program) untuk memajukan kota, berpihak pada wong cilik, mengentaskan kemisikinan, dan sederet alasan penguat kalau ia layak dipilih . . tapi setelah terpilih ada saja pemimpin yang terjerat tindak pidana korupsi, mereka lupa pada alasan awal mereka atau sebetulnya alasan mereka yang dibuat-buat (palsu).

                                                                           ***
 
      Pada akhirnya kita seringkali lupa alasan kita hidup di dunia...