Kedunguan Turun Temurun dalam MOS
Dik, ku miris melihat kau diploncoi oleh orang-orang dungu itu,
"Mungkin" kau senang dikerjai dengan membawa tas karung dan topi tak berguna.
Pernah diploncoi dalam sebuah kegiatan yang ada dalam agenda Masa Orientasi Siswa ? kebanyakan pernah ya, itu tuh saat siswa baru masuk SMP atau SMA bisa juga saat masuk Universitas, dikerjai oleh kakak-kakak kelas, pakai topi dari karton, tas dari karung plastik, diwajibin bawa mie dari berbagai rasa, rambut dikuncir ndak jelas, dan masih banyak lagi keanehan yang anehnya dilegalkan oleh pihak sekolah. pernah juga ada kasus perploncoan dengan kekerasan seperti STPDN - IPDN yang merupakan tindak kriminal.
MOS sendiri tujuannya baik, yang intinya mengajak siswa untuk lebih dekat dan akrab dengan rumah barunya (sekolah), MOS sudah ada sejak jaman STOVIA Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927), dan terus diwariskan hingga kini, awalnya perploncoan dalam agenda MOS hanya ada ditingkat pendidikan tinggi (kuliah), tapi akhirnya SMA dan SMP demam kepingin ikutan diadain. dan seperti yang kita lihat sekarang. perploncoan itu semakin dungu saja. dulu perploncoan siswa baru dengan jadi kacung siswa lama, sapuin kantor lah, piket lah ,, dll... pokoknya tugas si kakak kelas, adik kelasnya yang kerjain. Tak ada keanehan seperti jaman sekarang, siswa di suruh bawa anu lah, bawa itu lah, syukur syukur tidak disuruh bawa cangkul.
Menguji mental?
Menguji mental bisa dengan cara lain, menampilkan apa yang bisa dilakukan siswa di depan kawan kawan barunya juga salah satu dari sebuah ujian mental. tapi cara cara dungu yang sekarang populer dilakukan bisa merusak karakter seseorang, jadi malu kalau pakai pita aneh berangkat ke sekolah terus diliatin orang sepanjang jalan, ini sama saja pembunuhan karakter. ada juga yang bilang semua kegiatan dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan kepercayaan diri dengan menjatuhkan rasa percaya diri ?
MOS itu perlu, perploncoan bodohnya yang tak perlu.
MOS itu perlu, tapi perploncoan yang ada dalam kegiatannya sering tak masuk akal. Tidak kreatif karena selalu mengulang kebodohan kakak kelas sebagai kesempatan mengerjai anak baru, orang bodoh hanya memikirkan hal-hal bodoh, atau lebih parahnya lagi kebodohan dianggap hal yang lucu dan jadi bagian hidup masyarakat.
Ini hanya Opini saya, mungkin tidak sepenuhnya benar . . . perlu sebuah penelitian lebih lanjut mengenai perploncoan di berbagai sekolah Tanah Air.
_ sejarah MOS bisa di baca di http://sejarahkita.web.id/2011/09/sejarah-masa-orientasi-siswa-mos.html
"Mungkin" kau senang dikerjai dengan membawa tas karung dan topi tak berguna.
Pernah diploncoi dalam sebuah kegiatan yang ada dalam agenda Masa Orientasi Siswa ? kebanyakan pernah ya, itu tuh saat siswa baru masuk SMP atau SMA bisa juga saat masuk Universitas, dikerjai oleh kakak-kakak kelas, pakai topi dari karton, tas dari karung plastik, diwajibin bawa mie dari berbagai rasa, rambut dikuncir ndak jelas, dan masih banyak lagi keanehan yang anehnya dilegalkan oleh pihak sekolah. pernah juga ada kasus perploncoan dengan kekerasan seperti STPDN - IPDN yang merupakan tindak kriminal.
MOS sendiri tujuannya baik, yang intinya mengajak siswa untuk lebih dekat dan akrab dengan rumah barunya (sekolah), MOS sudah ada sejak jaman STOVIA Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927), dan terus diwariskan hingga kini, awalnya perploncoan dalam agenda MOS hanya ada ditingkat pendidikan tinggi (kuliah), tapi akhirnya SMA dan SMP demam kepingin ikutan diadain. dan seperti yang kita lihat sekarang. perploncoan itu semakin dungu saja. dulu perploncoan siswa baru dengan jadi kacung siswa lama, sapuin kantor lah, piket lah ,, dll... pokoknya tugas si kakak kelas, adik kelasnya yang kerjain. Tak ada keanehan seperti jaman sekarang, siswa di suruh bawa anu lah, bawa itu lah, syukur syukur tidak disuruh bawa cangkul.
Menguji mental?
Menguji mental bisa dengan cara lain, menampilkan apa yang bisa dilakukan siswa di depan kawan kawan barunya juga salah satu dari sebuah ujian mental. tapi cara cara dungu yang sekarang populer dilakukan bisa merusak karakter seseorang, jadi malu kalau pakai pita aneh berangkat ke sekolah terus diliatin orang sepanjang jalan, ini sama saja pembunuhan karakter. ada juga yang bilang semua kegiatan dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan kepercayaan diri dengan menjatuhkan rasa percaya diri ?
MOS itu perlu, perploncoan bodohnya yang tak perlu.
MOS itu perlu, tapi perploncoan yang ada dalam kegiatannya sering tak masuk akal. Tidak kreatif karena selalu mengulang kebodohan kakak kelas sebagai kesempatan mengerjai anak baru, orang bodoh hanya memikirkan hal-hal bodoh, atau lebih parahnya lagi kebodohan dianggap hal yang lucu dan jadi bagian hidup masyarakat.
Ini hanya Opini saya, mungkin tidak sepenuhnya benar . . . perlu sebuah penelitian lebih lanjut mengenai perploncoan di berbagai sekolah Tanah Air.
_ sejarah MOS bisa di baca di http://sejarahkita.web.id/2011/09/sejarah-masa-orientasi-siswa-mos.html
betul, sayangnya d tangerang baru smpn 5 yang mengkonsepkan mos menjadi kegiatan wiyatamandala. dan saya sebagai ketua osis pernah ditegur pembina osis waktu anggota saya mengerjai peserta mos -____-
ReplyDeleteups, ada ketua Osis :)
Deletesangat setuju, mestinya sekolah memikirkan ini lebih jauh lagi, anehnya kenapa kepala sekolah menyutujui proposal yang osis buat dan ajukan dalam rangkaian kegiatan MOS, Wawasan Wiyatamandala memang seyogyanya terkonsep di seluruh sekolah dalam agenda penerimaan murid baru, hanya saja banyak yang tak menghayati wiyatamandala, moso penghuni baru sudah mendapat kesan tak nyaman di rumah barunya..., ketua osis SMP lima waktu itu harusnya sekarang jadi komite sekolah :p