Jangan Main di Jalan !!

Terus mainnya di mana ? di rental PS ? di Warnet ?

Melarang tanpa memberi pilihan di mana lagi harus bermain.

Banyak orang dewasa lupa kalau mereka pernah kecil dan punya nafsu sampai ke ubun ubun untuk terus bermain, berlari, mengejar, bersembunyi, teriak, tertawa, lombat, jongkok, bahkan menangis. sampai sampai belajar di nomor duakan, nomor satu dan segala galanya adalah bermain.

kini, di sini. Lapangan habis, sawah habis, ladang habis, pohon habis, kuburan habis, yang tersisa cuma jalanan, ruangan yang tak dimiliki individua individual yang rakus akan kontrakan, seandainya saja Jalanan milik perorangan pasti sudah juga dibangun petak petak rumah sewaan.

Tanah milik mereka, lahan milik mereka, ya mereka bebas membangun, memblok, hingga menutup gang gang sempit yang biasa menjadi persembunyian bocah bocah berkerah belel dengan ingus bergelantungan. 

Tapi ? rasa kemanusiaan adalah milik bersama, ada hal lain di samping materi yang penuh arti. Kita ingin generasi setelah menjadi generasi yang aman, tak takut tertabrak motor saat karena mesti main di jalan, tak khawatir memakai kaca mata, karena kebanyakan melototin layar play station, tak tercekoki oleh game game virtual dengan busana busana yang menyesatkan.

Bahkan tak tahu cara berlari, bersembunyi . . .

sebagai tambahan, mungkin video ini bisa menjadi gertakan hati dan pembuka kesadaran kalau permainan masa kecil kita seperti taplak serot, taplak kapal, tegal asin, tarik ubi, benteng, butul, petak umpet, petak jongkok, congklak, bukan dibuat oleh sembarang orang . . .

Klik untuk lihat videonya .










Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman Membuat Cincau Hijau Sendiri :)

Pengalaman membuat SIM di Polres Tangerang

Toko buku bekas di pinggir terminal Blok M