Kita hidup dalam distraksi
Masih ingat banget, dulu waktu di pesantren tiap malem selalu buat todolist, bahkan saya punya jadwal dalam seminggu mau ngapain saja, menghafal, membaca dan lain sebagainya saya bisa atur sesuka hati dan sesuai kemauan. Karena saya merasa waktu berlimpah sedangkan pekerjaan tidak terlalu banyak, pagi sekolah, siang istirahat, sore ngaji bareng kiyai, malem ngaji lagi, subuh ngaji lagi. Itu adalah masa masa indah yang pernah saya rasakan dalam limpahan waktu.
Semakin ke sini saya memiliki kesibukan yang bertambah, bisnis. Mengurus klien yang ingin mendapat dekorasi terbaik dari saya dan tim. selepas lulus pesantren saya tidak serta Merta terjun dalam dunia jual jasa, selepas pesantren saya bekerja di sebuah perusahaan retail selama 7 bulan, kemudian keluar dan meneruskan kuliah selama 7 tahun, dua masa itu saya masih memiliki waktu yang betul betul melimpah, banyak buku yang saya baca, banyak teman bertambah, banyak hal hal baru yang bisa saya lakukan dalam rentang masa itu, banyak tempat yang saya kunjungi dengan motor legenda saya, Itu adalah masa masa saat kehidupan saya tidak banyak memiliki distraksi, semacam pengalih dari pekerjaan yang seharusnya saya lakukan.
Distraksi sungguh benar-benar menyusup dalam kehidupan saya, membeli hp yang awalnya hanya sekedar untuk posting blog secara konsisten, posting iklan secara konsisten, seiring berjalannya waktu fungsi hp yang saya miliki bergeser, saya menjadi lebih sering menatap layar YouTube ketimbang menulis sebuah tulisan, saat buka Instagram, saya beralih melihat foto foto lain diluar keinginan awal saya. Mencoba mencari foto balon, namun malah berlabuh dalam foto foto gosip atau bahkan tentang video singkat lucu yang bermunculan lalu saya ikuti linknya.
Distraksi atau pengalihan, mencuri sebagian besar waktu yang saya miliki untuk melakukan hal-hal terbaik dalam hidup. Buku buku yang saya miliki bahkan selalu saya tambah menunggu untuk saya baca, saya selalu berusaha keras untuk menuntaskan hal hal yang saya ingin lakukan, saya berupaya menyingkirkan hal tak penting dalam hidup ini, melakukannya merupakan hal yang paling penting yang harus saya lakukan saat ini. Menghindari hal hal tak penting.
Saya sering memaafkan diri saya untuk terhanyut dalam waktu yang sekejap mata hilang, hidup sederhana dalam waktu akan saya tempuh mulai saat ini, menyederhanakan pikiran untuk mengeliminasi informasi viral yang timbul tenggelam. Menenggelamkan diri dalam waktu pencarian sebetulnya siapa saya, apa yang saya ingin lakukan, apa saya sudah bermanfaat bagi diri, atau individu lain.
Comments
Post a Comment