3 Hal yang mengubah saya setelah membaca deep work
Lebaran tahun ini saya ikut berlibur ke pandeglang, saat sampai di sana suasana tenang dan damai menyambut, hamparan sawah sepanjang mata memandang dengan padi yang mulai menguning, di sebelah barat rumah gunung pulosari berdiri kokoh di sisi utara terlihat jelas gunung karang yang merupakan gunung tertinggi di proponsi banten.
Di pandeglang saya menyelesaikan 2 buku yang sudah lama saya ingin baca, Deep work karya calnewport dan "Money" tulisan Yuval Noah harari.
Buku deep work sendiri saya tahu dari video youtube 1 persen yang membahas tentang manajemen waktu, saya tau buku ini di tahun 2019, namun baru bisa beli versi bahasa Indonesia tahun 2021 karena baru di cetak di tahun itu. banyak sekali buku bagus yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia hehe, mungkin karena pasar buku cetak di sini tidak sebegitu menggiutkannya seperti di negara asalnya, Amerika.
Buku deep work sendiri berisi seruan untuk meninggalkan kebiasaan buruk cara kita menghabiskan waktu dan perhatian yang terbatas, secara garis besar antitesis yang di munculkan adalah menghabiskan sebagian banyak waktu dalam jejaring internet dan dunia sosial yang tak berujung, alih alih waktu dihabiskan untuk bekerja serius, yang ada malah di pakai untuk membuka media sosial hingga mengikis waktu hidup kita.
gagasan yang di kemukakan CAlnewport untuk mendukung tesis dalam bukunya berisi fakta kalau nyatanya bekerja sungguh sungguh penting dalam hidup kita, membuat kita menjadi lebih bermakna dengan pekerjaan yang dapat kita selesaikan dengan baik dan terarah, selain gagasan Calnewport juga membuat kaidah bagaimana cara bekerja dengan kesungguhan yang tinggi, mulai dari hal dasar seperti filosofi seperti apa yang akan kita pilih dalam bekerja. membagi waktu yang kita miliki sampai ke menit hingga pada akhirnya kita harus merelakan meninggalkan media sosial, tidak untuk semua orang, karena banyak orang yang memang bekerja di media sosial.
tapi untuk kebanyakan orang media sosial menjadi cara terbaik untuk membuang waktu dan menghabiskannya dengan cara dangkal dan ringan, tanpa menghasilkan banyak perubahan berarti, alih alih meningkatkan kualitas hidup, media sosial malah menjadi bumerang bagi pribadi kita untuk selalu membandingkan dengan kehidupan orang lain.
ada tiga point ide yang sangat berbobot dalam buku deep work
pertama
Bekerja lebih membahagiakan
waktu luang itu lebih butuh kemampuan extra untuk menghabiskannya di banding bekerja, karena pekerjaan memiliki struktur yang harus di selesaikan dan juga memiliki lebih tantangan di banding waktu luang yang tidak terstruktur dan tidak memiliki tantangan dan tujuan.
Kedua
waktu terbatas
waktu kita terbatas sedangkan cara untuk menghabiskan waktu memiliki pilihan tak terbatas, umumnya manusia lebih memilih menghabiskan waktu dengan cara ringan dan menyenangkan dan dangkal seperti scroll down media sosial yang terus menerus memunculkan kesenangan sesaat, beberapa detik kemudian bosan dan terus mencari hal hal lucu, seru, menyedihkan dan lain sebagainya.. anda bisa mendapati diri terperangkap saat melihat watch di facebook , reels di instagram, snack video, story youtube dan lain sebagainya. di lain hal kita bisa memilih menghabiskan waktu dengan penuh makna, bercengkrama dengan pasangan, bermain dengan anak dan bahkan membaca buku yang sudah kita beli ...
Ketiga ,,
Comments
Post a Comment