MInum jamu yang di proses mendadak di Pasar lama tangerang
Saya termasuk penikmat jamu, dulu sebelum menikah dan masih tinggal bareng orang tua, tiap sore ada bude jamu gendong lewat, saya menjadi pelanggan setianya, mulai dari pahitan, beras kencur, kunyit asam hingga temu lawak saya sudah coba, dan enak. setelah minum jamunya, Bude menawarkan untuk meminum segelas jahe manis, tapi saya seringnya menolak.
setelah berumah tangga dan tinggal terpisah dari orang tua, bude jamu ngga ada lagi. karena sudah tinggal beda kelurahan, walaupun bolak balik rumah orang tua, tapi kayaknya jalur jualan bude jamu udah ngga lewat depan rumah. agak kehilangan, ya tapi terima saja keadaan yang akan terus menerus berubah seiring perjalanan usia.
tibalah lusa lalu, istri ajak saya ke pasar lama untuk beli bucket bunga, katanya untuk hadiah teman sekolah yang akan dilamar. harganya cukup murah, 200 rb ( sudah rapih dengan hiasan bunga mawar dan bunga bunga putih lain yang saya ngga tau namanya, setelah deal dan mengatur waktu pengiriman, saya dan istri melewati sebuah gerobak kuning samping panggung pentas dekat pintu masuk pasar lama tangerang. dengan atap dan bagian depan terbuka, dengan kursi panjang ( jadi kelihatan seperti mini bar ) bedanya bukan gelas atau berbagai minuman yang biasanya terpajang, melainkan wadah datar dengan berbagai macam umbi herbal, temulawak, temukunci, kunyit, kencur, jahe, buah pinang, dan beberapa jenis lain yang saya tidak tahu namanya.
teringat racikan jamu bude, saya mengajak istri untuk mencoba racikan yang dibuat mendadak itu, saya dan istri duduk di depan gerobak dan memesan segelas kunyit asam, selang beberapa saat pesanan saya mulai dibuat, kunyit segar di parut, di campur air mendidih dan di masukan ke dalam gelas yang sebelumnya sudah berisi gula merah, kayu manis, irisan kotak jeruk nipis segar dan beberapa bubuk lain yang saya ngga tau apa itu, tidak hanya itu .. setelah air kunyit tercampur dalam gelas, pemilik sekaligus pembuat racikan jamu, mulai mengambil 3 batang sereh, menggepreknya , lantas menggunting sereh itu, potongan kecil kecil mulai jatuh ke dalam gelas jamu kunyit asam yang saya pesan, kemudian di aduk kembali.
harum rempah menyeruak, terutama saripati mikroskopik sereh yang bertebaran bercampur udara seperti aroma terapi yang kontan terasa dan terhirup. saya dan istri mulai menyeruput pelan pelan gelas besar berisi minuman herbal yang segar ini. ternyata enak, dan habis terseruput,
setelah cukup, saya baru tau harga pergelasnya hanya 15.000. tiga kali lebih mahal dan lebih banyak dibanding jamu bude yang biasa lewat di depan rumah orang tua. bedanya saya melihat pembuatannya secara langsung. bukan dari kunyit bubuk, tapi dari kunyit asli yang di parut mendadak di hadapan saya.
Comments
Post a Comment