Konsumerisme, pendorong Ajaib untuk peningkatan Ekonomi Modern.
Belum lama ini saya baru aja nyelesain Baca buku Happy Moneynya Ken Honda, dalam buku itu Ken berujar kalau ada sebagian orang yang merasa bangga karena sudah rajin belanja dan membeli hal hal baru, karena ia berpikir dengan berbuat demikian ia sudah membantu bergeraknya roda perekonomian dan tidak membuat negara runtuh.
Dalam ekonomi makro, tingkat konsumsi yang tinggi menunjukan pendapatan perkapita yang baik, makin banyak orang belanja, makin bagus perekonomian negara, tapi ini untuk kelas negara, bagaimana dengan pribadi ? hehe, tentunya makin banyak belanja makin banyak uang yang di perlukan.
Sialnya, Sejak era industri, para petani banyak yang pindah ke pabrik, produk menjadi begitu berlimpah, skala pembuatan masif setiap hari di pabrik-pabrik mengharuskan agar produk yang dibuat habis terjual. mulailah berbagai macam metode pemasaran bermunculan, teknik teknik persuasi menjadi marak di gunakan guna mempengaruhi masyarakat agar membeli lebih banyak.
Jika kita melintasi waktu ke abad pertengahan, atau jaman raja raja nusantara, lalu kita masuk kerumah warna jaman itu, alangkah kagetnya kita karena hanya ada sedikit barang di rumah, mungkin kursi, peralatan dapur, dan beberapa alat pembersih. mungkin segelintir bangsawan memiliki barang yang lebih banyak, kursi mewah, lemari dan dipan yang indah juga gantungan wadah pelita klasik terjuntai di tengah ruangan.
Masyarakat jaman itu hanya membeli barang yang benar benar di butuhkan, selain karena sedikitnya barang yang tersedia karena benda benda di buat dengan tangan, manual dan tidak dalam jumlah yang masif sebelum era industri, juga kebutuhan masyarakat yang sederhana, perputaran uang yang sedikit dan yang lebih penting lagi jaman itu teknik persuasi dalam penjualan tidak semarak dan segandrung seperti sekarang ini. marketing 4.0 yang diganrungi oleh pak Hermawan kertajaya , hard selling, soft selling, dan bejibun cara jual yang tadinya orang enggan mau beli jadi kepincut dan kepikiran siang malam buat beli.
Dari jaman dahulu hingga jaman ini, manusia cenderung tetap sama, komposisi emosi yang sama, kebutuhan yang sama, makan minum, tempat tinggal, pakaian, reproduksi dan juga kemampuan bertahan hidup. tapi yang membedakan jaman dulu dengan jaman ini adalah gabungan dari ide kreatif manusia dengan menciptakan alat, pewarna sintetis, ekstraksi berbagai jenis bahan dari alam dan juga ditemukannya mesin penggerak otomatis tanpa sapi dan kerbau, yang membuat semuanya menjadi eksponensial.
dalam pengantar The shallow , Dr Ninok Leksono mengatakan butuh berabad abad untuk merubah budaya berkuda ke mesin uap, dan hanya membutuhkan dua setengah abad dari mesin uap ke pesawat terbang, tetapi dari baling baling pesawat terbang ke mesin jet hanya butuh waktu 30 tahun, dari mesin jet ke supersonik hanya butuh 15 tahun.
tidak hanya teknologi, budaya konsumerisme mengalami pergeseran yang semakin kentara, saya pernah mendengar bapak saya cerita kalau di jamannya kecil di tahun 60 an, sarung untuk solat dengan jenis kualitas terbaik bisa di tukar dengan seekor kerbau, dan masih banyak orang yang bertelanjang dada karena tiap orang hanya sedikit memiliki pakaian mungkin hanya ada 1 lemari baju di rumah orang biasa, dan skrng hanya 60 tahun berlalu sejak masa itu, setiap orang di semua kalangan bisa berganti baju sebulan sekali. saking banyaknya baju dan pakaian yang di tawarkan setiap hari di berbagai media sosial dan pasar online yang ada. luar biasa.
Konsumerisme yang merupakan bagian lain dari kapitalisme merubah kita manusia, menurut erich Fromm, Manusia modern terasing dari dirinya sendiri, dari sesamanya dan juga dari alam. kita tidak sempat menanyakan apakah sebetulnya yang kita butuhkan, karena baru saja memikirkan hal itu kemudian membukan hp seketika kita menjadi lupa, dengan mengkonsumsi video video pendek yang menarik yang tak menuntaskan kesenengan kita hingga kita terus beralih ke video video lain hingga tak terasa waktu habis dan sia sia .
Pada Akhirnya Tanpa berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri, sebetulnya saya membutuhkan apa di dunia ini, motor yang selalu berganti, pakaian yang fashionable, rumah yang modelnya berubah ubah, makanan yang semakin kreatif dan beragam, atau apapun itu. semua produk yang setiap hari dipertonkan.... jika kita bertanya dan sadar diri, kalau ternyata yang kita butuhkan tidak sebanyak yang ditawarkan... kita akan merasa bahwa sesungguhnya kita sudah cukup. cukup dengan permainan keinginan yang tidak pernah selesai. Alangkah ruginya, saat kita menginginkan sesuatu di sisi lain kita lupakan apa yang sudah kita miliki.....
Tangerang, 21 Januari 2023
Comments
Post a Comment