Distraksi yang semakin menjadi jadi
Belakangan ini saya senang sekali melihat reel instagram dan short di youtube, video videonya sangat menarik dan membuat betah untuk terus menggeser ke video lainnya. tapi masalahnya seringkali waktu terbuang sia sia untuk memenuhi rasa penasaran melihat video video unik dan menarik.
Terkadang 30 menit terlewat begitu saja tanpa ada informasi baru yang di dapat atau manfaat lain sebagai kompensasi waktu yang hilang selain tentu saja kesenangan sesaat yang menjadi candu saat melihat short dan reel.
Pengalih perhatian yang begitu masif , terstruktur, menarik dan sangat persuasif di tambah aplikasi video pendek ini memiliki dana yang luar biasa besar dalam mempelajari sifat dan kebiasaan manusia, dengan mudah kita lupa kalau semua yang kita alami ini memang di harapkan oleh para pengembang. menghabiskan waktu sebanyak mungkin untuk menatap layar hp membuka aplikasi yang saling bersaing merebut perhatian saya.
Rasa bosan yang tak akan pernah hilang menjadi faktor pendorong saya untuk membuka lagi dan lagi aplikasi short dan reel, belum lagi pengalihan dari beban kerja atau beban mental yang mestinya di kerjakan dan hadapi selalu mendorong saya melakukan hal lain di luar kerja yang mestinya saya lakukan, ya semacam pelarian dari tekanan mental dan suasana hati. dan pada akhirnya pekerjaan yang mestinya selesai lebih cepat, melambat. atau bahkan tertunda.
menghilangkan keinginan untuk sekedar melihat lihat isi video rasanya bukan hal mudah, dan bahkan terlalu sulit, saya sendiri baru saja membaca buku Indistractable hasil buah pikir Nir Eyal, ia menulis
"sebaiknya kita tidak terus menerus memaksakan diri untuk berhenti menginginkan sesuatu. Hal yang perlu kita lakukan adalah bagaimana cara mengendalikan keinginan-keinginan tersebut"
dan diakhir tulisan singkat , saya mesti lebih mengenal diri sendiri, mengendalikan dan menata keinginan berada dalam kontrol dan kendali diri ini.
Comments
Post a Comment