Setiap Aku berjalan di keramaian, entah mengapa manusia-manusia itu begitu sibuk memperhatikanku, seakan mereka menaruh simpati, simpati pada apa aku tak tahu, yang penting kini aku hidup nyaman, bebas tanpa beban, tanpa apapun itu yang dahulu saat kubelum sebebas saat ini membuatku pusing, kini aku merasa menjadi diriku sendiri, tanpa ingin di ganggu dan mengganggu, bukankah itu tujuan kehidupan masa kini. Aku berusaha menelelanjangi diriku sebisanya, cinta membuatku terlalu rindu akan syahwat, padahal setelah kutahu nyatanya cinta dan ahwat itu berbeda, syahwat hanyalah setitik zarah dalam cinta, ah pusing pusing...!, ya syahwat yang dahulu pula menutupi diriku dengan pakaian milikku, kini kulepas pakaian itu, hartaku ku lempar, karena Aku tahu cinta itu bukan syahwat, cinta adalah ketelanjangan. telanjang dari segala-galanya, namun syahwat hanya bisa menggerakkan sebagian menggerakkan jasmaniku, syahwat hanya mampu membangunkan yang awalnya lunglai terkulai, men